Halaman

    Social Items

Buy Now

 


Suspensi motor metik seperti Yamaha Mio-series memang memicu pertanyaan. Suspensi itu hanya satu, dan bukan seperti model monoshock pada sebagian model sepeda motor sport yang diletakkan di tengah.

Jika kebanyakan orang berpikir bahwa suspensi di tengah atau dua suspensi menyangga di kanan kiri adalah sesuatu yang seimbang, motor metik kompak justru rata-rata hanya pakai satu suspensi, dan letaknya pun cuma di samping. Ajaibnya, motor melenggang dengan lancar.

 

Hal ini pun dijelaskan oleh M Abidin, GM Service and Motorsport Yamaha Indonesia Motor Manufacturing. Ia pun coba menjelaskan dulu soal kesesuaian antara roda, khususnya belakang, dan mesin.

"Matic itu tergantung besar mesin. Mesin itu (secara bobot) juga berfungsi sebagai rear arm, lengan ayun. Besar-panjangnya mesin, itu berpengaruh terhadap diameter roda. Nah kayak Mio, kecil, diameter (rodanya) kecil," ujarnya.

Kesesuaian itu lantas menjadi patokan untuk bagaimana membagi bobot kiri dana kanan. Dengan ukuran roda yang sesuai dengan mesin, maka bobot mesin yang misalnya pada Mio menonjol di kanan, disesuaikan dengan suspensi di kiri.

 

 Satu hal lagi, pembagian bobot yang hanya mengandalkan satu suspensi juga membuat desain rangka sesuai. Jika suspensi dicopot, maka desainnya pun sama-sama tidak imbang. Baru setelah ada suspensi dan tonjolan mesin, bentuk rangka menyesuaikan pembagian bobot. Maka dari itu, rangka pun dimuat asimetris.

"Kenapa suspensinya satu, tidak dua. Itu ada trik, itu asimetris. Jadi, frame-nya sendiri titik beratnya sudah dibuat sama. Jadi sebenarnya posisi itu sudah di tengah. (Dengan adanya mesin), framenya sudah dibuat asimetris. Jadi (yang dipastikan adalah) titik beratnya, bukan posisinya (harus suspensi kanan dan kiri atau satu suspensi di tengah). (Tiap pabrikan) hampir sama-lah ya."

Kenapa Motor Metik Hanya Pakai Satu Suspensi di Samping?

Kim MotoBlog

 


Suspensi motor metik seperti Yamaha Mio-series memang memicu pertanyaan. Suspensi itu hanya satu, dan bukan seperti model monoshock pada sebagian model sepeda motor sport yang diletakkan di tengah.

Jika kebanyakan orang berpikir bahwa suspensi di tengah atau dua suspensi menyangga di kanan kiri adalah sesuatu yang seimbang, motor metik kompak justru rata-rata hanya pakai satu suspensi, dan letaknya pun cuma di samping. Ajaibnya, motor melenggang dengan lancar.

 

Hal ini pun dijelaskan oleh M Abidin, GM Service and Motorsport Yamaha Indonesia Motor Manufacturing. Ia pun coba menjelaskan dulu soal kesesuaian antara roda, khususnya belakang, dan mesin.

"Matic itu tergantung besar mesin. Mesin itu (secara bobot) juga berfungsi sebagai rear arm, lengan ayun. Besar-panjangnya mesin, itu berpengaruh terhadap diameter roda. Nah kayak Mio, kecil, diameter (rodanya) kecil," ujarnya.

Kesesuaian itu lantas menjadi patokan untuk bagaimana membagi bobot kiri dana kanan. Dengan ukuran roda yang sesuai dengan mesin, maka bobot mesin yang misalnya pada Mio menonjol di kanan, disesuaikan dengan suspensi di kiri.

 

 Satu hal lagi, pembagian bobot yang hanya mengandalkan satu suspensi juga membuat desain rangka sesuai. Jika suspensi dicopot, maka desainnya pun sama-sama tidak imbang. Baru setelah ada suspensi dan tonjolan mesin, bentuk rangka menyesuaikan pembagian bobot. Maka dari itu, rangka pun dimuat asimetris.

"Kenapa suspensinya satu, tidak dua. Itu ada trik, itu asimetris. Jadi, frame-nya sendiri titik beratnya sudah dibuat sama. Jadi sebenarnya posisi itu sudah di tengah. (Dengan adanya mesin), framenya sudah dibuat asimetris. Jadi (yang dipastikan adalah) titik beratnya, bukan posisinya (harus suspensi kanan dan kiri atau satu suspensi di tengah). (Tiap pabrikan) hampir sama-lah ya."

Tidak ada komentar